Waspadai Kesemutan yang Terjadi di Luar Batas Normal (bag. 1)

Hampir setiap orang pasti pernah mengalami kesemutan. Hal ini biasanya terjadi jika terlalu lama duduk atau tidur dalam posisi yang tidak berubah sama sekali. Terjadinya kesemutan dipengaruhi oleh sistem syaraf sensorik yang mengalami gangguan, sehingga menyebabkan keadaan pada salah satu organ tubuh serasa mati rasa.

Sementara itu, sistem syaraf sensorik sendiri bekerja dimulai dari tekanan atau sentuhan yang diterima oleh kulit, kemudian diteruskan menuju ke syaraf tepi. Sinyal yang diteruskan ke syaraf tepi ini lalu masuk ke dalam syaraf pusat yang berada di sumsum tulang belakang. Dari situlah stimulus yang berupa tekanan atau sentuhan dilanjutkan menuju thamulus, yaitu penyebaran utama impuls sensoris. Setelah tahapan-tahapan tersebut, kemudian sinyal dikirim menuju ke otak. Karena ada bagian tubuh yang ditekuk maka terjadilah gangguan yang berupa terhambatnya aliran darah rasa. Hal itu menyebabkan otak tidak bisa menerima sinyal yang dikirimkan secara sempurna, sehingga timbulah rasa yang disebut kesemutan yang terkadang mencapai mati rasa.

Kesemutan sering dianggap sebagai hal yang biasa dan tidak berbahaya. Namun akan berbeda halnya ketika kesemutan datang dalam intensitas waktu yang sering.

Dalam bahasa medis, kesemutan disebut parestesia, yaitu suatu sensasi yang dirasakan tanpa ada stimulus dari luar. Saat terjadi parestesi, tidak hanya rasa kesemutan, bisa juga terasa panas, rasa seperti tertusuk2 dari luar, atau greyengan.

Rasa kesemutan biasanya menyerang kaki, muka,  dan tangan, bahkan terjadi di seluruh tubuh. Pada dasarnya kesemutan merupakan gejala manifestasi dari gangguan sistem syaraf sensorik akibat rangsangan listrik pada sistem tersebut tidak tersalur secara penuh dengan berbagai sebab. Paling sederhana penyebabnya adalah bagian tubuh tertentu yang ditekuk terlalu lama.