Terlalu Sering Chatting Dapat Menyebabkan Penyakit Neuropati

Dengan semakin mudahnya orang mengakses internet belakangan ini, kegiatan chatting dengan internet pun sudah menjadi hal yang sangat biasa dilakukan berbagai kalangan. Disamping cukup mengasyikan, kegiatan chatting dapat membuat orang tanpa sadar menghabiskan waktu untuk melakukannya. Namun, dibalik asyiknya kegiatan chatting ini, ternyata ada bahaya tersembunyi berupa adanya kemungkinan terkena penyakit neuropati, apalagi bagi mereka yang memiliki frekuensi melakukan chatting dengan berlebihan.

Bagi mereka yang sering melakukan chat dengan computer ataupun smartphone, sama sama memiliki resiko terkena penyakit neuropati, yakni sebuah gangguan pada saraf tertentu yang diakibatkan trauma pada saraf atau disebabkan efek samping dari penyakit sistemik. Gejala neuropati sendiri bisa dikenali dengan rasa nyeri, mati rasa, kram, kaku, kesemutan, maupun rasa terbakar.

Dr Manfaluty Hakim Sp. S (K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Persatuan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) menuturkan bahwa posisi tangan saat mengetik yang dalam posisi sama berulang ulang dalam waktu yang lama dapat membuat saraf di bagian tangan akan terjepit. Kebiasaan chatting berlebihan dan mengetik dengan posisi yang salah dapat memicu adanya gejala penyakit neuropati pada pergelangan dan siku, karena saraf pada bagian tersebut mengalami trauma atau bahkan rusak. Selain itu, penyakit neuropati ini mengancam 1 dari 4 orang dengan usia di atas 40 tahun, serta penderita diabetes, hipertensi, dan pecandu alkohol.

Penyakit neuropati ini harus diperlakukan dengan terapi yang benar, jika dibiarkan, dapat berpotensi menjadi lebih berat dan menimbulkan komplikasi penyakit lainnya. Meskipun begitu, penyakit neuropati akibat trauma lebih mudah untuk disembuhkan dibandingkan dengan penyakit neuropati yang dikarenakan penuaan, diabetes, dan kekurangan vitamin B.

Untuk menangani penyakit neuropati, kita dapat menambah asupan vitamin neurotropik yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12, namun yang paling utama adalah asupan vitamin B12, karena vitamin B12 yang masuk ke tubuh hanya bisa diserapkurang dari 2 persen. Vitamin neurotropik ini dapat mengembalikan fungsi saraf menjadi normal kembali dan memperbaiki gangguan metabolism sel saraf. Selain terlibat dalam metabolism energy sel, vitamin ini juga dapat mengatasi kelelahan dan membantu menyembuhkan penyakit.

Sumber: http://health.detik.com