Salah Bantal

Sarafkejepit.com – Orang yang tidak melakukan perubahan pergerakan posisi selama tidur ternyata lebih gampang terserang “salah bantal”. Dalam bahasa Jawa ‘salah bantal’ dikenal dengan istilah tengeng. Gejala dari ‘salah bantal’ ini biasanya berupa rasa sakit atau nyeri di sekitar leher pada waktu bangun tidur.

Dr. Amendi Nasution, SpRM(K) menjelaskan bahwa salah bantal disebabkan posisi tidur yang sama dan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jadi salah bantal bukan disebabkan salah posisi. Posisi tidur yang tidak berubah dalam jangka waktu lama ini menjadikan otot pada bagian leher terus melakukan kontraksi pada satu sisi leher. Jika kontraksi ini menyerang bagian kaki, maka yang yang terjadi adalah kram.

Posisi tidur setiap orang memang tidak sama antara orang yang satu dengan orang lainnya. Ada orang yang nyaris tak mengalami perubahan posisi pada waktu tidur, mulai dari berangkat tidur sampai bangun tidur posisinya tidak berubah. Sementara ada orang yang tidurnya terbilang berantakan, misalnya pada saat beangkat tidur posisi kepala berada di sebelah barat dan ketika bangun tidur posisi kepala sudah berada di arah yang berlawanan. Seseorang yang tidak mengalami perubahan posisi pada waktu tidur cenderung lebih mudah mengalami salah bantal dibanding orang yang tidur dengan gaya ‘heboh’. Mereka yang lebih sering tidur dengan posisi ‘heboh’ terbilang lebih aman dari serangan salah bantal karena otot-ototnya lebih banyak bergerak.

Salah bantal juga dapat disebabkan oleh jenis bantal yang digunakan. Bantal yang terlalu keras, terlalu tebal, dan terlalu tinggi dapat membuat posisi kepala menjadi tidak nyaman dan menyebabkan kontraksi otot-otot leher, otot bahu, hingga otot belakang.

Salah bantal dapat dialami oleh siapa saja dengan berbagai usia, tak terkecuali anak kecil. Pada anak-anak, otot leher masih lebih lentur dibanding otot leher orang dewasa karenanya pada waktu bangun tidur biasanya otot leher anak akan kembali lentur sehingga anak-anak jarang terkena salah bantal. Berbeda dengan orang dewasa y7ang membutuhkan lebih banyak waktu untuk memulihkan kondisi otot leher.

Walaupun bukan gangguan berbahaya, akan tetapi salah bantal tidak boleh dianggap remeh. Selain mengganggu aktivitas, salah bantal yang dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan saraf kejepit. Tidak menutup kemungkinan, salah bantal yang terjadi dalam frekuensi sering dapat menyebabkan otot leher tidak bisa kembali lagi sehingga membutuhkan terapi.
Salah bantal dapat diatasi dengan terapai ataupun pemberian obat untuk menghilangkan nyeri dan untuk relaksasi otot. Metode pengobatan yang lebih baik adalah dengan dipanasi menggunakan alat khusus. Dengan adanya aliran panas, otot akan menjadi lentur dan aliran darah juga lancar.

Sumber: www.tabloidnova.com