Urat Syaraf Terjepit Hilang dengan NTS

LEWAT NTS, GANGGUAN URAT SYARAF TERJEPIT BISA DIATASI, TIDAK PERLU LAGI MINUM OBAT, JAMU, ATAU DISUNTIK, PENDERITANYA JUGA TERLEPAS DARI ANCAMAN OPERASI.

pain.jpgMaret tahun lalu, herman (38) warga Bintaro, Jakarta Selatan mengalami gangguan hernia nucleus pulposus (HNP) alias syaraf terjepit di bagian tulang belakang. Setelah melakukan pemeriksaan oleh dokter, diketahui tulang belakang pada lumbal 3,4,dan 5 posisi bantalannya menekan syaraf.

“Bila kumat, punggung atas hingga bawah terasa ngilu. Akibatnya,tidur menjadi tak nyaman,” ungkap Herman.

Pengalaman Rudy (51), warga Kelapa Gading, Jakarta Utara, tak jauh berbeda. Awal Desember 2006 ia mengalami urat syaraf terjepit di lumbal keempat.

Meski hanya satu lumbal, katanya, saat serangan itu datang, jangankan duduk, untuk bangun dari tidur saja ia tak sanggup, harus dibantu orang lain.

TAK BISA BANGUN

Baik Herman maupun Rudy sebenarnya sudah sekian lama mengalami gejala nyeri di punggung. Sayangnya, mereka selalu mengkonsumsi obat anti nyeri tanpa lebih lanjut memeriksakan kondisinya ke dokter. Setelah mereka melakukan pemeriksaan MRI, baru ketahuan mengalami gangguan HNP.

Mengetahui hal itu, merekapun mencoba beberapa pengobatan alternatif, medis, hingga fisioterapi. Sayangnya, semua cara tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.

“Kadang sembuh, kadang kumat,” ucap Herman,yang bekerja di sebuah bank swasta.

Mereka merasa beruntung bertemu Haryanto. “Adik saya memperkenalkan saya dengan Haryanto. Kebetulan dia juga pasien Haryanto ketika mengalami gangguan tulang belakang, meski tak separah saya,” ujar Rudy, yang berprofesi sebagai pengusaha mebel ini. Sementara itu, Herman mengetahui perihal pengobatan NTS dari acara talk show kesehatan di radio Sonora.

Setiap hari selama seminggu, Rudi di terapi menggunakan metode NTS. Hari pertama diterapi, punggung terasa hangat, nyerinya sedikit berkurang.

Tiga kali diterapi, tidurnya sudah terasa nyaman dan rasa ngilu sudah hilang. Selain itu, ia sudah bisa bangun dan berdiri sendiri.

Sesudah terapi kedelapan, gerakkan nya sudah terasa bebas. Kini setelah waktu berlalu hampir dua tahun, Rudy tak lagi mengalami keluhan di daerah tulang belakangnya.

DIAGNOSIS PRANA

Langkah-langkah pengobatan HNP dengan NTS sederhana saja. “Ada tiga tahapan, yakni diagnosis, stimulasi, dan penyelarasaan energi chi di dalam tubuh,” kata Haryanto.

Menurut Rudy, saat mendiagnosis, Haryanto menggunakan teknik prana. Caranya, tangan kanannya bergoyang-goyang terarah keseluruh bagian tubuh. Sambil mendiagnosis, ia juga membersihkan energi negatif serta menyalurkan energi positif ke tubuh pasien. Saat itu badannya terasa hangat. Selanjutnya Haryanto menstimulasi seluruh bagian tubuh, dengan peralatannya selama 10 menit.

“Sejurus kemudian tangan kanannya kembali bergoyang-goyang, menyalurkan energi pisitif ke dalam tubuh saya. Saat itu tubuh saya terasa hangat, seperti ada sesuatu yang mengalir dan berputar-putar didalam tubuh,” papar Rudy.

HARUS BERPANTANG

Kemudian secara khusus, Haryanto menstimulasi daerah punggung yang sakit. Stimulasi kedua ini berlangsung selam 10 menit. Kata Rudy lagi, setelah selesai, tangan kanan terapis itu kembali bergoyang-goyang menyalurkan energi chi kedalam tubuh pasien.

Selama sebulan terapi NTS, Rudy tidak diperkenankan mengkonsumsi semangka, melon, pepaya, touge, dan kangkung. Menurut teori Tradisional Chinese Medicine (TCM), buah melon, pepaya, dan semangka bersifat dingin.

“Dingin berarti pembekuan. Padahal, saraf yang terjepit perlu peregangan dan pelemasan. Buah-buah itu untuk sementara dijauhi saat pengobatan dengan metode NTS ini,” imbuh Haryanto menerangkan kenapa ada beberapa makanan yang mesti dipantang.

Menggunakan Sendok, Tanduk, dan Batok

Saraf terjepit, kata Haryanto, biasanya terjadi karena pasien dalam posisi salah ketika mengambil barang berat. Gangguan saraf terjepit juga bisa di sebabkan oleh “salah bantal” sewaktu tidur.

“Biasanya posisi saraf yang mengalami penjepitan di bagian pundak bawah leher,” kata Haryanto, praktisi NTS dari klinik Pro V, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

NTS alas neuro tendo stimulasi atau pijat urat saraf adalah terapi pijat menggunakan alat bantu, seperti sendok, centong, tanduk kerbau, atau batok kelapa dalam berbagai ukuran. Besar kecilnya alat tergantung dari keadaan yang di alami pasien. Alat-alat ini, menurut Haryanto, digunakan untuk “mengambil” urat saraf yang paling dalam yang mengalami gangguan.

Mengapa NTS?

Dijelaskan Haryanto, karena teknik ini secara khusus menstimulasi saraf atau neuron dan tendon. Saat pijat NTS, saraf yang berada di tulang belakang mendapat perhatian khusus karena seluruh saraf yang menghubungkan setiap organ di dalam tubuh berkumpul ditulang belakang.

Bila organ tertentu mengalami gangguan, titik sarafnya distimulasi, organ itu menjadi terangsang untuk mengalami perubahan.

“Saat susunan saraf luar yang ada di punggung dipijat, organ yang berada di dalam tubuh akan merasakan adanya suatu sensasi. Akibatnya, gangguannya berangsur-angsur hilang. Hal ini ditandai dengan berfungsinya kembali organ tersebut secara maksimal,” paparnya.

Dengan NTS, di kliniknya, Haryanto kerap menangani pasien dengan gangguan vertigo, migrain, insomnia, nyeri leher, nyeri kepala, sesak napas, saraf terjepit, nyeri pinggang, dan nyeri lutut. Mau coba?

Sumber: Hendra Priantono, GHS (Gaya Hidup Sehat)