Meringankan Penyakit Syaraf bagi Mereka yang Telah Menikah

Sebuah penelitan yang telah dilaporkan dalam jurnal Social Psycological And Personality Science pada edisi oktober mengemukkan bahwa pengantin baru dengan salah satu pasangannya menderita penyakit syaraf memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi. Hal tersebut berhubungan dengan kecenderungan penyakit syaraf yang diderita mengakibatkan kesulitan dalam berhubungan seks. Orang yang memiliki penyakit syaraf lebih rentan terhadap iritasi atau mudah marah, perubahan suasana hati, serta terlalu sering merasa khawatir.

Namun terdapat sebuah penemuan lain yang dapat mematahkan teori tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Russels dan McNulty menyimpulkan bahwa pasangan dengan penyakit syaraf tingkat tinggi merasa lebih bahagia jika berhubungan seks lebih sering. Melakukran aktivitas tersebut dapat meringankan efek dari gejala neurotik, sehingga meningkatkan kebahagiaan pasangan pengantin baru, yang sama dengan pasangan pengantin lainnya yang tidak memiliki penyakit syaraf.

Penelitian tersebut berdasarkan analisis Russle dan McNulty yang menggunakan sebanyak 72 responden pasangan pengantin baru selama 4 tahun pertama pernikahannya. Setiap enam bulan kedua pasangan secara terpisah melaporkan kepuasan akan pernikahannya, serta aktivitas seksualnya. Fakta yang didapat adalah pasangan yang memiliki penyakit syaraf tingkat tinggi merasa lebih bahagia jika berhubungan seks lebih sering. Aktivitas seks akan meringankan efek dari neurotik tersebut.