Berbahayakah Kedutan? Hanyakah Sekedar ‘Pertanda’? (bag.1)

Setiap orang pasti pernah merasakan kedutan. Sering kali kedutan ini terjadi pada bagian mata, baik kanan maupun kiri, atau di bagian tubuh lainnya. Namun banyak yang menganggap kedutan adalah suatu ‘pertanda’ atau ‘firasat’ yang masih berhubungan dengan mitos. Meski belum tentu semua itu terbukti kebenarannya. Kemudian apabila kedutan tersebut terjadi dalam waktu yang lama, apakah hal tersebut masih merupakan pertanda?

Sebenarnya jika dilihat dari segi medis, kedutan yang terjadi pada bagian tubuh adalah salah satu gangguan pada anggota tubuh. Kedutan adalah terjadinya suatu gerakan cepat, tidak teratur, dan tidak dibuat-buat atau pun disengaja pada suatu area otot dalam tubuh. Kedutan ini tidak hanya terjadi pada area mata, tetapi juga bagian lainnya seperti lengan, pinggang, bahu, telinga, paha, hingga betis. Kedutan pun tidak hanya terjadi dalam bentuk gerakan yang cepat dan tidak teratur tetapi juga dalam bentuk suara menggeram atau berdehem yang terjadi tanpa disadari.

Pada umumnya kedutan yang sering dialami manusia terjadi pada bagian wajah, seperti mata, dahi, kening, cuping hidung, dan sudut mulut. Kedutan inilah yang disebut sebagai kedutan paling sederhana atau ticfasialis, yaitu dimana otot-otot wajah yang secara motorik disyarafi oleh serabut syaraf kepala nomor tujuh. Kedutan pada wajah terjadi akibat adanya kejang lokal pada sekumpulan serabut otot yang halus pada area kecil di wajah. Hal ini terjadi karena adanya gangguan elektrolit dan konduksi listrik pada sel-sel otot atau di antara celah sambungan syaraf dan otot. Adanya gangguan elektrolit ini merupakan penyebab terjadinya kedutan yang paling sederhana pada wajah akibat kelelahan fisik, kurang tidur (istirahat), terlalu banyak minum kopi atau mengandung alkohol. Namun bisa juga dikarenakan terlalu lama di depan layar komputer, terlalu lama belajar atau membaca, serta stres.