Bagaimana Membedakan Kesemutan Biasa Dengan Kesemutan Sebagai Gejala Penyakit Saraf

Kesemutan adalah hal yang biasa terjadi pada manusia. Siapapun, tanpa mengenal jenis kelamin ataupun usia dapat mengalami keadaan ini kapan saja. Namun, sebagaimana telah banyak diketahui, kesemutan juga termasuk sebagai sebuah pertanda adanya gangguan saraf. Memang, tidak semua dari kesemutan yang terjadi pada tubuh manusia adalah gejala dari adanya gangguan pada saraf. Hal ini membuat kita sebaiknya dapat membedakan kesemutan yang memang berasal dari adanya gangguan saraf dengan kesemutan yang terjadi secara normal sebagai gangguan biasa. Bagaimana kita dapat membedakannya?

Seorang Pakar Kesehatan di bidang saraf bernama dr Manfaluthy Hakin, SpS(K), MS menjelaskan perbedaan dari kedua jenis kesemutan ini dengan cara yang sangat sederhana. Dokter dari Departemen Neurologi di FK Universitas Indonesia dan RS CM ini menuturkan bahwa jika kesemutan yang biasa, bukan karena gangguan saraf, biasanya terjadi jika seseorang duduk dalam satu posisi karena terlalu lama. Contoh lain adalah jika tangan kita tertindih atau terjepit sementara yang membuat saraf juga mengalami penjepitan sementara. Kesemutan jenis ini biasanya akan hilang berangsur angsur saat posisi orang tersebut berubah. Singkatnya, kesemutan ini biasanya terjadi karena adanya gangguan aliran darah.

Sementara itu, untuk jenis kesemutan yang menjadi pertanda adanya gangguan pada saraf biasanya terjadi tanpa ada sebab apapun. Dengan kata lain, tanpa ada sebab apapun seperti tangan yang tertindih, dan posisi tubuh dalam keadaan rileks, kesemutan dapat terjadi. Kesemutan jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai gejala dari penyakit neuropati atau gangguan saraf. Penyebab adanya gangguan ini bisa terjadi karena trauma pada saraf ataupun efek dari sebuah penyakit sistemik.

Jika kesemutan yang terjadi pada anda ternyata tidak diawali karena adanya sebab-sebab yang membuat kesemutan secara biasa, ada baiknya anda melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengatasi masalah ini agar tidak berlanjut menjadi gangguan saraf yang lebih berat.

Sumber: http://health.detik.com